Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber utama yang berkompeten dalam bidang kebangsaan, di antaranya Chairil Effendy, Ketua MABM Kalbar, Hotma Simanjuntak, dan Benyamin Imanuri Silalahi, peneliti dari Center for Digital Society UGM. Semuanya berbagi wawasan tentang bagaimana pentingnya merawat persatuan di tengah tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi.
Wakil Ketua I FPK Kalbar, Aida Mochtar, yang mewakili Ketua FPK Burhanudin Ahad, menggarisbawahi peran strategis pemuda dalam menjaga keutuhan bangsa. “Pemuda adalah tulang punggung bangsa, mereka adalah ujung tombak yang akan meneruskan estafet kepemimpinan dan memelihara persatuan,” kata Aida dalam sambutannya.
Chairil Effendy menekankan bahwa penguatan identitas nasional dimulai dari diri setiap individu. “Penguatan identitas nasional harus dimulai dari diri sendiri, terutama dengan mengenali dan mencintai budaya kita,” ujar Chairil.
Sementara itu, Benyamin Imanuri Silalahi memberikan pandangan tentang pentingnya pemuda memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), dengan bijak. “AI bukan sekadar alat teknologi, ia bisa memahami, menganalisis, bahkan berkreasi layaknya manusia. Mari gunakan AI untuk sesuatu yang positif tanpa melupakan identitas nasional,” jelas Benyamin.
Seminar ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana peserta terlihat sangat antusias menyampaikan ide-ide kreatif mereka. Banyak dari mereka yang optimis bahwa teknologi dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai nasionalisme dan solidaritas, dengan catatan tetap berlandaskan pada identitas kebangsaan.
Melalui acara ini, FPK Kalbar berharap dapat terus mendorong kegiatan serupa yang memperkuat persatuan dan kebhinekaan di Indonesia. “Kami berharap kegiatan seperti ini dapat rutin dilaksanakan, memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk selalu merawat persatuan Indonesia dalam keragaman,” tutup Aida. [SK]