Tiga Perusahaan Hilirisasi Sawit Siap Optimalkan Pelabuhan Kijing

Sebarkan:

Manajemen Pelindo II Pontianak saat mengecek aktivitas ekspor di Pelabuhan Kijing, Mempawah.SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Tiga perusahaan yang bergerak dalam hilirisasi sawit berupa CPO dan turunannya tengah membangun konstruksi dan siap mengoptimalkan Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Hal ini disampaikan oleh Manager Komersial PT Pelindo 2 Pontianak, Ervin Bayu Sanjaya, yang menyebut bahwa saat ini baru satu perusahaan yang telah memanfaatkan Pelabuhan Kijing untuk aktivitas ekspornya, yakni PT Energi Unggul Persada. Perusahaan ini berlokasi di luar Pelabuhan Kijing, namun berdekatan dengan kawasan tersebut.

"Saat ini, ada tiga perusahaan yang tengah dalam tahap konstruksi di dalam kawasan pelabuhan," ujar Ervin, melansir dari ANTARA, Jumat (31/1/2025).

Ervin menjelaskan bahwa dengan kehadiran tiga perusahaan baru ini, Terminal Kijing diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan dalam arus curah cair.

Dua mitra yang tengah menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan CPO/refinery adalah:

PT Pacific Bio Industry (PBI) yang diperkirakan mulai berproduksi pada pertengahan 2025 dengan kapasitas awal 550.000 ton per tahun.

PT Khatulistiwa Raya Cakrawala, yang ditargetkan mulai berproduksi pada triwulan keempat 2025 dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta ton per tahun.

Sementara itu, satu calon mitra lainnya, PT Riya Pacific Nabati, masih dalam tahap perizinan dan land clearing. Perusahaan ini juga bergerak di bidang pengelolaan minyak kelapa sawit.

"Keberadaan tiga perusahaan refinery CPO di Pelabuhan Terminal Kijing diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan negara, khususnya dalam mendukung program hilirisasi produk curah cair," jelas Ervin.

Pada 2024, arus komoditas curah cair yang melewati Terminal Kijing mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari 1,6 juta ton pada 2023 menjadi 1,8 juta ton di 2024.

"Dan itu baru dari satu mitra yang aktif saat ini, yaitu Energi Unggul Persada," papar Ervin.

Sejak diresmikan pada 2020, Pelabuhan Kijing telah menjadi pintu ekspor ke berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Myanmar, India, Bangladesh, Pakistan, China, dan Korea Selatan.

Komoditas ekspor yang dikirim meliputi RBD Palm Olein, Glycerine, RBD Palm Oil, Palm Fatty Acid Distillate, Palm Kernel Expeller, RBD Palm Kernel Oil, CPO Curah, Palm Oil Mill Effluent, RBD Palm Stearin Curah, dan Fatty Acid Methyl Ester.

Sementara itu, untuk aktivitas impor, Terminal Kijing menerima komoditas dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, India, dan China, dengan barang seperti pupuk, methanol, beras, barang proyek, dan liquid caustic soda.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini