Ketua PWI Kalbar: Pers Harus Terbuka terhadap Kritik, Jangan Alergi!

Sebarkan:

Ketua PWI Kalimantan Barat, Kundori.HO- PWI Kalbar.SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Barat, Kundori, menegaskan bahwa insan pers harus selalu terbuka terhadap kritik, terutama jika kritik tersebut bersifat membangun. Menurutnya, sebagai pilar keempat demokrasi dan media kontrol sosial, pers tidak hanya berhak mengkritik tetapi juga wajib menerima kritik dengan lapang dada.

"Dalam pekerjaan, pers sebagai media kontrol, biasa dalam mengkritik, namun menurut saya jangan juga alergi untuk menerima kritik," kata Kundori, Jumat (21/2/2025).

Pernyataan ini disampaikan Kundori untuk menanggapi pernyataan Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, yang sebelumnya menyebut masih adanya oknum wartawan yang kerap "meminta petunjuk" dalam konotasi negatif kepada sejumlah pejabat daerah.

Pernyataan Pj Gubernur Kalbar tersebut disampaikan dalam pidato pembukaan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Provinsi Kalbar 2025 di Hotel Golden Tulip, Selasa (18/2/2025). Ungkapan ini memicu perdebatan di kalangan jurnalis dan menimbulkan persepsi beragam, khususnya mengenai integritas profesi wartawan.

Menurut Harisson, kritiknya ditujukan kepada oknum wartawan yang kerap menyajikan pemberitaan tidak berimbang. Pemerintah, katanya, sering disudutkan dalam pemberitaan, namun di sisi lain, oknum tersebut juga kerap mencari "arahan" agar kritik dalam pemberitaan dihentikan.

"Pers, tidak semua, yang punya sertifikat, yang sudah lulus (Uji Kompetensi Wartawan) itu biasanya jarang melakukan ini. Tapi yang belum lulus, oknum ya, selalu minta arahan. Misalnya, Pak, kami ini mau ke hulu ninjau proyek-proyek, kami minta arahan Pak," ujar Harisson.

Menanggapi hal tersebut, Kundori menegaskan bahwa PWI Kalbar dan seluruh anggotanya tidak merasa tersinggung atau kecewa dengan kritik tersebut. Baginya, kritik yang disampaikan Pj Gubernur memiliki niat baik agar insan pers di Kalbar selalu berpegang teguh pada kode etik jurnalistik dan menjaga integritas profesinya.

"Kita harusnya mawas diri juga. Bagi kami, kritik itu biasa. Jadikan ini renungan dan refleksi diri. Adapun yang kecewa dan menganggap ini sebagai masalah atau bahkan hinaan, itu hanyalah oknum-oknum yang tidak mau menerima perbaikan," tegas Kundori.

Ia juga mengingatkan bahwa sebagai profesi yang memiliki peran strategis dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas, pers dituntut untuk terus belajar, memperbaiki diri, dan tidak mudah tersinggung jika mendapat masukan dari pihak manapun.

Kundori mengajak seluruh insan pers di Kalimantan Barat untuk senantiasa meningkatkan kompetensi, termasuk mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sebagai salah satu upaya untuk memastikan bahwa wartawan yang bekerja di lapangan memiliki kemampuan dan integritas yang teruji.

"Kami di PWI Kalbar selalu mendorong anggota kami untuk mengikuti UKW dan terus memperdalam pengetahuan jurnalistik. Pers yang profesional adalah pers yang selalu siap menerima kritik, sepanjang itu untuk kebaikan bersama," pungkasnya.

Pernyataan Kundori ini diharapkan mampu meredakan polemik yang sempat terjadi dan menjadi momentum bagi seluruh insan pers di Kalbar untuk menjaga marwah profesi jurnalistik.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini