Juru Parkir di Pontianak Terapkan Pembayaran Non-Tunai, Inisiatif Inovatif Dapat Apresiasi Warga

Sebarkan:

Muklis saat mengenakan baju berlogo barcode yang dapat discan oleh pengunjung yang akan membayar jasa parkir secara non tunai.SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Inovasi sederhana namun berdampak besar ditunjukkan oleh Muklis, seorang juru parkir (jukir) yang mangkal di salah satu warung di Jalan Sepakat, Kecamatan Pontianak Tenggara. Ia kini mulai menerapkan sistem pembayaran non-tunai atau cashless dengan memanfaatkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sebagai alternatif pembayaran bagi pengunjung.

Langkah ini menjadi perhatian masyarakat karena belum banyak jukir yang berani atau mau berinovasi menggunakan teknologi dalam pelayanan parkir di ruang publik.

“Saya termotivasi dari sosial media. Sekarang teknologi makin canggih dan orang-orang lebih banyak bawa HP dari pada uang tunai, jadi saya pikir kenapa tidak kita ikut juga,” ungkap Muklis saat ditemui Minggu siang (29/6/2025).

Menurutnya, penggunaan QRIS memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengunjung yang tidak membawa uang tunai. Meski baru sekitar 20 persen pengguna jasa parkir yang memanfaatkan opsi ini, ia tetap menyediakan opsi pembayaran tunai bagi mereka yang belum terbiasa dengan sistem digital.

“Kalau ada yang tetap mau bayar tunai, saya terima. Tapi kalau mereka tidak bawa uang, saya tawarkan pakai QRIS, mereka malah senang. Jadi ada pilihan,” ujarnya sambil menunjukkan stiker QRIS yang tertempel di rompinya.

Langkah progresif Muklis ini mendapat respon positif dari warga sekitar maupun pengunjung. Tidak hanya dianggap praktis, sistem pembayaran digital juga dinilai lebih aman dan transparan.

“Ini bagus ya, nggak perlu repot cari uang receh. Cepat, bersih, dan aman. Apalagi kalau lagi buru-buru, tinggal scan dan langsung selesai,” ujar salah seorang pengunjung warung.

Muklis pun berharap inovasi ini bisa menjadi inspirasi bagi juru parkir lainnya di Kota Pontianak agar lebih melek teknologi dan memberikan layanan yang lebih modern dan profesional.

“Harapan saya sih, ke depan lebih banyak jukir yang ikut pakai cara ini. Soalnya mudah kok, tinggal daftar QRIS di bank atau aplikasi, terus bisa langsung dipakai,” tutupnya.

Penerapan digitalisasi oleh pekerja sektor informal seperti juru parkir ini menjadi contoh nyata bahwa transformasi digital tidak hanya milik institusi besar, tetapi juga bisa diterapkan secara mandiri untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan masyarakat.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini