Syawaldi, Sekretaris MABM Kabupaten Ketapang, mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi ini. "Sejak awal, Ketapang telah menunjukkan penampilan yang konsisten dan memukau pada berbagai cabang lomba yang digelar," ujarnya.
Ketua MABM Kabupaten Ketapang, M. Febriadi, yang berhalangan hadir, turut menyambut kemenangan ini dengan sukacita. Menurutnya, keberhasilan tersebut adalah bukti komitmen Kabupaten Ketapang dalam melestarikan dan mempromosikan budaya Melayu. “Prestasi ini tentunya akan menjadi motivasi bagi Kabupaten Ketapang untuk terus mengembangkan dan melestarikan budaya Melayu,” ucapnya melalui sambungan telepon.
Dalam sambutannya, Prof. Chairil Effendy, Ketua Umum MABM Kalbar, menekankan bahwa Festival Melayu XIII mencerminkan budaya Melayu yang masih hidup dan terus berkembang. “Festival ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga merupakan praktik hidup masyarakat Melayu yang perlu dilestarikan dari generasi ke generasi,” tegasnya.
Mulyadi, Kabid Kesra Pemda Kalbar yang hadir mewakili Pj. Gubernur Kalimantan Barat, turut mengapresiasi festival ini sebagai upaya mempersatukan bangsa. “Budaya Melayu harus kita jaga dan lestarikan karena di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman hidup,” ujarnya. Ia juga berharap agar Festival Melayu XIII dapat masuk dalam kalender even nasional pada tahun 2025, sehingga budaya Melayu semakin dikenal luas di dalam dan luar negeri.
Sepanjang festival, masyarakat dihibur dengan berbagai pertunjukan seni, lomba, dan pameran yang menampilkan kekayaan budaya Melayu. Kehadiran peserta dari berbagai kabupaten/kota di Kalimantan Barat, serta perwakilan dari Malaysia, memperkuat ikatan persaudaraan dan kolaborasi dalam melestarikan warisan budaya Melayu. [SK]