Hilirisasi Minyak Sawit, Upaya Tingkatkan Nilai Tambah Kelapa Sawit Melalui Produk Turunan

Sebarkan:

Peneliti SBRC IPB University, Mira Rivai saat memperlihatkan sejumlah produk turunan dari Kelapa Sawit.
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) - Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB University bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan workshop bertajuk "Hilirisasi Minyak Sawit Menjadi Produk Oleopangan, Oleokimia dan Biofuel: Peluang dan Tantangan" pada Selasa (12/06/2024).

Kegiatan yang digelar di salah satu hotel di Pontianak ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai potensi produk oleopangan, oleokimia, dan biofuel sawit yang dapat dikembangkan di Indonesia serta mengeksplorasi prospek pasar dan tantangan dalam pengembangan industri hilirisasi sawit.

Workshop ini dirancang untuk memberikan gambaran tentang permintaan pasar dan prospek produk turunan sawit baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, workshop ini bertujuan untuk mendidik masyarakat mengenai pentingnya hilirisasi sawit dan memperlihatkan demonstrasi pengolahan produk hilir sawit yang dapat direplikasi oleh masyarakat.

Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu dari sepuluh kelompok komoditas unggulan Indonesia yang didorong oleh pemerintah untuk ditingkatkan proses hilirisasinya guna meningkatkan daya saing di pasar global.

Hilirisasi ini merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit melalui pengolahan menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi, baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor.

Secara umum, hilirisasi CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil) di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok besar: oleofood, oleochemical, dan biofuel. Oleofood meliputi produk pangan seperti margarin, shortening, non-dairy creamer, frying fat, cocoa butter substitute, dan food emulsifier.

Oleochemical mencakup produk seperti surfaktan, sabun, deterjen, sampo, biolubricant, biomaterial, dan bioplastik. Sedangkan biofuel termasuk biodiesel, bioavtur, bensin sawit, green gasoline, dan green diesel.

Mira Rivai, peneliti dari SBRC IPB University, menyampaikan bahwa tujuan utama dari workshop ini adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai berbagai manfaat minyak sawit.
 
"Workshop ini ingin mengedukasi masyarakat, terutama yang awam mungkin saat ini tidak tahu banyak manfaat sawit untuk kehidupan kita. Jadi dengan workshop ini, selain informasi, kami juga menunjukkan cara pemanfaatan selama ini," ujar Mira Rivai.

Ia menambahkan bahwa melalui workshop ini, SBRC IPB University berupaya memberikan kampanye positif mengenai minyak kelapa sawit.

"Olahan lain bisa dilihat misalnya minyak sawit diolah menjadi krimer yang diformulasikan menjadi bumbu rendang, bumbu soto, juga jadi sabun, sampo, dan bio solar," jelas Mira Rivai.

Dr. Nurmainah, S.Si., M.M., Apt, Direktur Pascasarjana Untan, juga menyambut baik kegiatan ini.

"Workshop ini menjadi satu tantangan dan peluang bagi Untan karena banyak dosen dan pakar yang sudah menggeluti penelitian tentang sawit. Sharing ilmu ini membuka wawasan, pemikiran, dan inovasi baru terkait hilirisasi produk sawit," tukasnya.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan masyarakat dan para pelaku industri dapat lebih memahami pentingnya hilirisasi minyak sawit dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk sawit Indonesia di pasar global. [jar/sk]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini