Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Opening Ceremony Inklusi Fest 2025 yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional berlangsung meriah di GOR Paralimpik NPCI Kalimantan Barat dan Auditorium RRI Pontianak, Jalan Maluku, Minggu (30/11/2025). Festival bertema “Disabilitas Berdaya” ini menghadirkan suasana penuh semangat dan inspirasi, diikuti oleh berbagai komunitas, organisasi penyandang disabilitas, pelaku UMKM, hingga masyarakat umum yang memadati lokasi acara.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerima lukisan dirinya yang dibuat oleh warga disabilitas di ajang Inklusi Fest 2025.SUARANUSANTARA/SK
Beragam penampilan seni, pameran karya, pertunjukan musik, hingga unjuk bakat dari penyandang disabilitas menjadi sorotan utama, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi kreativitas dan produktivitas.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, yang hadir membuka kegiatan secara resmi, menyampaikan apresiasi mendalam atas semangat para peserta. Menurutnya, Inklusi Fest menjadi panggung penting untuk menampilkan potensi besar masyarakat disabilitas di Pontianak dan Kalimantan Barat.
“Saya melihat kegiatan Inklusi Fest ini sangat inspiratif dan produktif. Saudara-saudara kita penyandang disabilitas mampu menunjukkan bakat dan kreativitas mereka. Ini menjadi inspirasi bagi anak-anak muda dan komunitas lain untuk terus produktif serta berperan dalam membangun Kota Pontianak dan Kalbar,” ujarnya.
Edi menilai masih banyak peluang pengembangan yang bisa diperkuat, mulai dari perluasan lapangan kerja hingga peningkatan kompetensi bagi penyandang disabilitas.
“Dari sisi kemampuan, misalnya penyandang disabilitas netra biasanya memiliki keahlian di bidang pijat, musik, dan keterampilan lainnya. Setiap individu punya kelebihan yang harus kita fasilitasi,” jelasnya.
Sebagai bentuk komitmen, Pemerintah Kota Pontianak menyiapkan sejumlah program inklusi, mulai dari pembangunan sekolah inklusi hingga penyediaan ruang publik yang ramah disabilitas. Tak hanya itu, pemkot juga akan mengeluarkan kebijakan yang mendorong pelaku usaha memberi kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
“Kita akan membuat surat edaran kepada pelaku usaha, seperti kafe atau warung kopi, agar membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas. Usaha yang mendukung akan mendapat insentif, seperti pengurangan pajak dan bentuk dukungan lainnya. Ini adalah wujud komitmen pemerintah kota,” tegasnya.
Edi berharap Inklusi Fest menjadi momentum membangun kesadaran masyarakat bahwa penyandang disabilitas bukan sekadar membutuhkan dukungan, tetapi juga memiliki kemampuan dan daya saing yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi daerah.
Rangkaian Inklusi Fest 2025 berlangsung meriah dengan pentas budaya, parade inklusi, bazar UMKM disabilitas, hingga kompetisi kreatif dari berbagai usia dan latar belakang. Festival ini tidak hanya menjadi ruang ekspresi bagi penyandang disabilitas, tetapi juga memperkuat kolaborasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, ramah, dan setara bagi semua.[SK]