![]() |
Foto pabrik PT SIP.SUARANUSANTARA/SK |
Sorotan utama tertuju pada lemahnya sistem pengendalian limbah yang dihasilkan oleh pabrik. Warga mendesak Pemerintah Kabupaten Melawi serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk tidak tutup mata terhadap persoalan ini. Bahkan, Gubernur Kalbar diminta mengevaluasi kembali izin operasional perusahaan tersebut.
“Pak Gubernur, udara kami di Pemuar sudah tidak segar lagi, terutama pagi hari. Bau menyengat dari pabrik sangat terasa. Kami tidak menolak investasi, tapi tolong pikirkan juga kesehatan kami,” ungkap seorang warga kepada Suarakalbar.co.id, Rabu (25/06/2025).
Warga juga mengapresiasi langkah sejumlah anggota legislatif yang mulai menyuarakan keluhan masyarakat terkait keberadaan pabrik PT SIP.
“Kami harap perusahaan memperbaiki sistem pengelolaan dampak lingkungannya. Jangan biarkan kami menghirup polusi setiap hari. Anak-anak dan lansia paling terdampak,” tambahnya.
Keluhan warga ini turut dibenarkan oleh Camat Belimbing, Felix Triudadin. Ia mengungkapkan bahwa laporan terkait polusi udara dari pabrik tersebut sudah berkali-kali diterima pihak kecamatan.
“Keluhan terkait asap dari aktivitas PT SIP memang sudah beberapa kali disampaikan warga Pemuar melalui Kepala Desa kepada kami di kecamatan,” jelas Felix.
Menurutnya, kondisi ini harus menjadi perhatian bersama, baik pemerintah daerah, legislatif, maupun pihak perusahaan. Ia berharap ada solusi nyata demi menjamin kesehatan masyarakat tanpa mengorbankan keberlangsungan investasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak manajemen PT Semboja Inti Perkasa terkait keluhan warga maupun permintaan evaluasi perizinan oleh masyarakat.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya keseimbangan antara kegiatan industri dan keberlanjutan lingkungan, terutama di wilayah yang bersinggungan langsung dengan pemukiman penduduk.[SK]