Tim SAR Gabungan Resmi Tutup Pencarian Korban Tenggelam di Perairan Kalang Bau, Sambas

Sebarkan:

Pencarian Korban oleh tim SAR Gabungan./Suara Landak

Sambas, Kalbar Kalimantan Barat (Suara Nusantara) — Setelah tujuh hari upaya pencarian intensif, Tim SAR Gabungan resmi menutup operasi pencarian dua korban tenggelam di perairan Kalang Bau, Kecamatan Jawai Selatan, Kabupaten Sambas, pada Minggu (27/10/2024). Koordinator Pos Basarnas Sintete, Zulhijah, menyatakan bahwa operasi SAR dihentikan setelah melalui evaluasi bersama keluarga korban dan seluruh tim terkait.

“Tim SAR gabungan resmi menutup pencarian terhadap korban yang tenggelam di perairan Kalang Bau,” ujar Zulhijah, Minggu.

Zulhijah menjelaskan, pencarian telah dilakukan semaksimal mungkin sejak hari pertama dilaporkan hilangnya korban pada 20 Oktober 2024. Tim SAR Gabungan melakukan penyisiran di titik awal tenggelamnya kapal dan memperluas area pencarian, namun hingga pencarian hari ketujuh tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. Menurutnya, evaluasi bersama keluarga menjadi dasar keputusan untuk menghentikan operasi SAR dengan berita acara.

“Kami menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga atas kekurangan dalam upaya pencarian ini dan turut berduka cita. Namun, kami akan tetap melakukan pemantauan. Jika nantinya ada tanda-tanda keberadaan korban, operasi SAR bisa dibuka kembali,” tambahnya.

Insiden tersebut terjadi pada Minggu, 20 Oktober 2024, saat kapal yang mengangkut tiga nelayan berlayar menuju Pelabuhan Penjajab Pemangkat dengan muatan ikan. Ketika melintasi perairan Pulau Kalang Bau, kapal mereka dihantam cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga menyebabkan mesin mati dan kapal tenggelam. Salah satu nelayan berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke tepian, namun dua orang lainnya, Idang dan Bimo, hilang dan tidak ditemukan hingga pencarian hari ketujuh.

Penutupan operasi SAR menandai berakhirnya upaya pencarian resmi, namun Tim SAR Gabungan tetap memantau situasi di perairan sekitar. Bagi keluarga korban, peristiwa ini menjadi duka mendalam, sementara masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem di kawasan perairan Kalimantan Barat yang seringkali tidak dapat diprediksi.[SK] 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini