![]() |
Ketua Dekranasda Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie Kamtono saat bertemu Desainer Didiet Maulana di ajang Pameran HUT ke-45 Dekranas.SUARANUSANTARA/SK |
Pertemuan penting ini berlangsung di Kota Balikpapan pada Jumat (11/7/2025), bertepatan dengan perhelatan Pameran HUT ke-45 Dekranas. Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie, bertemu langsung dengan Didiet Maulana, sosok yang dikenal luas sebagai pelestari budaya dan penggerak kerajinan lokal melalui karya-karyanya yang khas dan berkelas.
“Bu Wali sangat visioner. Saya terkesan dengan perhatian beliau terhadap regenerasi perajin muda di Pontianak. Ini bisa menjadi awal baru dalam pengembangan kriya di sana,” ujar Didiet usai pertemuan.
Menurut Didiet, Pontianak memiliki potensi besar dalam dunia kerajinan, terlebih karena adanya generasi muda yang dinilainya sangat kreatif dan terbuka untuk berkolaborasi. Ia juga melihat adanya kesamaan visi dengan Dekranasda Kota Pontianak, terutama dalam hal penguatan budaya lokal melalui inovasi produk.
“Sejak awal diskusi kami langsung nyambung. Budaya adalah potensi besar, dan ketika anak-anak muda ikut terlibat, saya yakin hasilnya bisa luar biasa,” imbuhnya.
Didiet menyatakan ketertarikannya untuk mengeksplorasi lebih dalam potensi kriya khas Pontianak, termasuk tenun corak insang dan sulam kalengkang. Ia bahkan mulai membayangkan transformasi produk-produk fashion modern yang bisa mengangkat kain tradisional tersebut ke panggung nasional maupun internasional.
“Kemarin saya kenal tenun corak insang, dan langsung membayangkan berbagai lini produk fashion dari kain ini. Hari ini saya dengar tentang sulam kalengkang—saya ingin eksplor lebih jauh,” ucapnya penuh semangat.
Dalam pesannya kepada masyarakat, Didiet menekankan pentingnya dukungan nyata terhadap produk kerajinan lokal. “Jangan hanya mencintai, tapi juga membeli. Itu bentuk dukungan yang paling nyata bagi pelestarian budaya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie mengungkapkan optimismenya terhadap peluang kolaborasi ini. Menurutnya, kerja sama dengan Didiet Maulana akan difokuskan pada peningkatan kualitas produk kriya sekaligus memperluas jangkauan pasarnya.
“Kami ingin mendorong agar tenun corak insang dan sulam kalengkang bisa lebih dikenal dan bernilai tambah secara ekonomi. Kolaborasi ini akan menjadi pintu pembuka untuk kemitraan jangka panjang yang strategis,” tutur Yanieta.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan kapasitas SDM perajin agar produk yang dihasilkan tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki nilai budaya dan pasar yang tinggi. Untuk itu, pelatihan intensif akan terus digelar.
Lebih dari itu, Dekranasda Kota Pontianak juga memprioritaskan strategi pemasaran. Baik promosi offline melalui pameran maupun online melalui platform digital, semua diarahkan untuk memperluas jangkauan pasar produk UMKM kriya Pontianak.
“Ke depan, para pelaku UMKM tidak hanya dibekali kemampuan produksi, tapi juga akan didorong untuk mampu memasarkan produknya secara mandiri dan kompetitif,” jelas Yanieta.
Ia menambahkan, Dekranasda bersama Pemerintah Kota Pontianak akan terus memfasilitasi berbagai upaya promosi dan penguatan identitas budaya lokal, termasuk melalui edukasi sejak dini kepada generasi muda.
“Kami tanamkan kecintaan terhadap produk lokal, mulai dari PAUD hingga SMP. Kami ingin anak-anak Pontianak bangga terhadap budaya mereka, termasuk pada corak insang yang jadi simbol kota ini,” pungkasnya.
Dengan sinergi antara desainer nasional dan penggerak kerajinan lokal, Dekranasda Kota Pontianak berharap mampu membawa UMKM kriya ke level yang lebih tinggi, tidak hanya sebagai pelaku lokal, tetapi juga aktor budaya dan ekonomi kreatif yang mampu bersaing di pasar nasional hingga global.[SK]