Penutupan Barape Sawa 2025 di Bengkayang Meriah, Simbol Kuat Persatuan dan Budaya

Sebarkan:

 

Ribuan Massa Padati Acara Penutupan Barape Sawa di Ramin Bantang Bengkayang.SUARANUSANTARA/SK
Bengkayang, Kalbar (Suara Nusantara) – Ribuan warga tumpah ruah di kawasan Ramin Bantang, Bengkayang, untuk menghadiri acara penutupan Barape Sawa 2025 yang berlangsung meriah pada Sabtu (31/5/2025). Kegiatan budaya tahunan yang digelar sejak 27 Mei ini kembali menegaskan posisinya sebagai ikon pemersatu dan penguat identitas masyarakat Bengkayang.

Hadir langsung membuka puncak acara, Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis, menegaskan bahwa Barape Sawa bukan sekadar tradisi, tetapi merupakan lambang nyata dari semangat gotong royong, toleransi, dan kekuatan masyarakat lokal.

Barape Sawa bukan hanya sekadar tradisi, tapi simbol kebersamaan dan kekuatan masyarakat Bengkayang,” ujar Bupati Darwis penuh semangat.

Ia juga menekankan pentingnya menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sebagai penghalang. Dalam suasana penuh kekeluargaan, berbagai etnis dan suku yang ada di Bengkayang bersatu merayakan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam keberagaman ini, kita menunjukkan bahwa perbedaan adalah kekayaan yang mempersatukan, bukan memecah belah,” sambungnya.

Acara penutupan Barape Sawa dihiasi dengan beragam pertunjukan seni dan budaya tradisional, seperti tarian adat, musik etnik, hingga pameran hasil kerajinan lokal. Semua itu menjadi media pelestarian budaya sekaligus memperkuat identitas masyarakat Bengkayang sebagai komunitas yang kaya akan nilai budaya.

Bupati Darwis juga memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh elemen yang berkontribusi dalam menyukseskan acara ini, mulai dari panitia, tokoh adat, komunitas seni, hingga masyarakat umum yang menjaga keamanan dan ketertiban selama rangkaian kegiatan berlangsung.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras menjadikan Barape Sawa 2025 sukses. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga dan membawa Bengkayang menuju kemajuan yang inklusif dan berbudaya,” tutup Darwis.

Barape Sawa kembali membuktikan dirinya sebagai lebih dari sekadar perayaan adat, tetapi juga sebagai pilar penting dalam merawat persaudaraan dan keharmonisan sosial. Kehadiran ribuan massa menjadi bukti bahwa tradisi ini masih mengakar kuat dan dicintai oleh masyarakat lintas generasi.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini