Evakuasi 8 Remaja Tersesat di Puncak Loncek, Ketua PMI Mempawah Tekankan Pentingnya Edukasi Keselamatan Alam

Sebarkan:

Ketua PMI Mempawah Arief Rinaldi.SUARANUSANTARA/SK
Mempawah, Kalbar (Suara Nusantara) — Keberhasilan tim Palang Merah Indonesia (PMI) Mempawah bersama warga dalam mengevakuasi delapan remaja yang tersesat di jalur pendakian Puncak Loncek, Kecamatan Anjongan, menjadi pengingat pentingnya edukasi keselamatan dan mitigasi risiko bagi siapa pun yang beraktivitas di alam terbuka.

Ketua PMI Mempawah, Arief Rinaldi, menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran bersama agar setiap perjalanan ke alam dilakukan dengan persiapan matang, pengetahuan yang cukup, dan peralatan yang memadai.

“Kami bersyukur semua korban ditemukan dalam kondisi selamat. Namun ini sekaligus menjadi alarm bahwa edukasi keselamatan di alam terbuka mutlak diperlukan,” tegas Arief, Senin (16/6/2025) dinihari.

Ia menyampaikan terima kasih kepada para relawan PMI dan warga sekitar yang sigap membantu proses pencarian di tengah medan yang berat dan cuaca ekstrem. Salah satu korban bahkan sempat menunjukkan gejala hipotermia sebelum akhirnya berhasil diselamatkan dan mendapat perawatan di rumah warga.

Arief menilai, insiden ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memahami risiko pendakian dan kegiatan alam bebas. Menurutnya, perlu ada sosialisasi berkelanjutan terkait standar keamanan, kewajiban membawa peralatan survival dasar, memahami jalur resmi, hingga pentingnya berkoordinasi dengan pihak berwenang sebelum berangkat.

“Alam adalah sahabat, tapi bisa menjadi tantangan berbahaya bila kita abai. Pendakian bukan hanya perjalanan fisik, melainkan juga soal kesiapan mental, logistik, dan pengetahuan jalur,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, PMI Mempawah akan memperkuat kerja sama dengan komunitas pecinta alam, aparat desa, dan tokoh masyarakat untuk membentuk jalur komunikasi darurat, peta risiko wilayah rawan, serta program edukasi keselamatan bagi para pendaki.

“Kami ingin PMI hadir bukan hanya saat bencana, tetapi juga dalam upaya pencegahan. Dalam setiap operasi penyelamatan, nyawa dan waktu adalah dua hal yang tidak bisa ditunda,” tutup Arief.

Diketahui, delapan remaja tersebut sempat tersesat setelah mendaki Bukit Loncek tanpa persiapan logistik dan pengetahuan medan yang memadai. Berkat koordinasi cepat antara relawan PMI dan warga, seluruh korban berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini