![]() |
Ilustrasi Pengeroyokan.SUARANUSANTARA/SK |
Menurut keterangan Syarifah Velia, tidak ada firasat buruk ketika putranya meminta izin untuk mengikuti pawai obor bersama teman-temannya. Bahkan, IQ dengan penuh semangat menyiapkan pakaian seperti kopiah, sarung, dan baju muslim berwarna putih.
“Saya tidak menaruh kecurigaan sedikit pun. Dari kecil, dia tidak pernah ikut pawai obor. Tapi malam itu, dia sangat bersemangat hingga menyiapkan sendiri perlengkapan untuk acara tersebut,” ujar Syarifah Velia dengan mata berkaca-kaca.
Namun, suasana haru pawai berubah menjadi mencekam saat IQ dan rekan-rekannya tiba di depan salah satu hotel di Jalan Ahmad Yani. Dengan lantang, mereka melantunkan shalawat, tetapi kelompok lain yang berada di depan mereka tampak tidak senang.
“Rombongan pelaku ini menunjuk-nunjuk ke arah IQ dan teman-temannya. Teman-teman IQ sempat merasa curiga, tetapi mereka tetap melanjutkan shalawat. Tiba-tiba, kelompok tersebut menyerang korban,” jelasnya.
IQ mengalami serangan brutal yang menyebabkan luka serius di bagian kepala. Menurut hasil pemeriksaan dokter, luka parah di bagian kanan kepala menyebabkan pendarahan hebat hingga ke batang otak.
“Otak anak saya sudah diselimuti darah sehingga sulit untuk dioperasi. Setelah kejadian, anak saya koma di rumah sakit,” papar Syarifah dengan suara bergetar.
Setelah berjuang dalam kondisi kritis, IQ akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Keluarga pun berharap keadilan ditegakkan dan para pelaku mendapat hukuman setimpal.
“Saya meminta para pelaku dihukum seberat-beratnya agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Tidak ada anak lain yang pantas mengalami kekerasan seperti ini,” tegas Syarifah.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus penganiayaan yang berujung maut ini. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan menyerahkan kasus ini kepada aparat penegak hukum agar keadilan bisa ditegakkan secepatnya.[SK]