Komoditas Langsat Punggur dan Durian Dominasi Ekspor dari Bandara Supadio di Awal Tahun 2025

Sebarkan:

Petugas Satuan Pelayanan Karantina Bandara Supadio saat memeriksa buah durian yang menjadi unggulan Kalbar untuk diekspor keluar daerah,SUARANUSANTARA/SK
Kubu Raya, Kalbar (Suara Nusantara) – Satuan Pelayanan Karantina Bandara Supadio mencatat bahwa pada awal tahun 2025, komoditas unggulan asal Kalimantan Barat, seperti langsat punggur dan durian, mendominasi pengiriman ekspor melalui bandara tersebut. Total volume pengiriman komoditas ini mencapai lebih dari 25 ribu kilogram.

“Langsat Punggur dan durian menjadi komoditas yang paling dominan, dengan lebih dari 30 sertifikat pengeluaran dan total volume mencapai lebih dari 25.000 kilogram,” ujar Noval Isnaeni, Penanggung Jawab Satuan Pelayanan Karantina Bandara Supadio, Senin (6/1/2025).

Menurut Noval, komoditas ini diekspor melalui Bandara Supadio ke berbagai tujuan, dengan permintaan yang terus meningkat seiring dengan kualitas produk yang terjaga dan sertifikasi kesehatan yang memadai.

Selain langsat dan durian, sarang burung walet (SBW) juga menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu komoditas unggulan Kalimantan Barat. Produk ini dikirim ke Jawa dengan total volume mencapai 5.000 kilogram, diolah di sana, dan kemudian diekspor ke Tiongkok.

Sektor perikanan juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Komoditas ikan arwana super red dan kepiting bakau turut diekspor dari Bandara Supadio ke Jakarta, dan selanjutnya diekspor ke luar negeri. Komoditas ini menjadi andalan daerah dalam meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.

Keberhasilan distribusi produk-produk unggulan ini tidak terlepas dari peran aktif Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kalimantan Barat. Noval menegaskan bahwa setiap komoditas yang dikirimkan telah melalui proses sertifikasi kesehatan untuk memastikan bebas dari HPHK (Hama Penyakit Hewan Karantina), HPIK (Hama Penyakit Ikan Karantina), dan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina). Sertifikasi ini menjamin bahwa produk yang diekspor aman dan memenuhi standar internasional.

“Dengan adanya sertifikasi kesehatan, kami memastikan bahwa produk-produk ini aman dan diterima di daerah atau negara tujuan, mendukung keberlanjutan ekspor Kalimantan Barat,” tambah Noval.

Komoditas unggulan dari Kalimantan Barat ini diharapkan terus memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah, meningkatkan daya saing produk lokal, serta memperkuat posisi Kalimantan Barat di pasar internasional.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini