Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Permainan layangan telah lama menjadi tradisi yang akrab di Pontianak. Namun, belakangan ini, tradisi tersebut tak lagi hanya menjadi hiburan anak-anak, melainkan juga diminati oleh orang dewasa. Sayangnya, muncul tren berbahaya berupa penggunaan tali kawat untuk memutuskan layangan lawan, yang sering kali menyebabkan luka serius bagi pemain maupun masyarakat sekitar.Tali layangan kawat yang berbahaya jika terkena kulit.SUARANUSANTARA/SK
Dr. Andini Puji, dokter umum di UPT Puskesmas Pal Tiga, mengungkapkan bahwa luka akibat tali kawat layangan memiliki tingkat bahaya yang berbeda, tergantung pada lokasi dan kedalamannya.
“Kalau terkena tali layangan, kita harus menilai apakah luka tersebut berupa goresan ringan atau luka robek yang lebih dalam, serta letaknya,” kata Dr. Andini, Kamis (9/1/2024).
Luka gores ringan pada area seperti tangan biasanya bisa diatasi dengan pembersihan dan pengobatan sederhana menggunakan antiseptik. Namun, luka yang lebih dalam, terutama di area sensitif seperti wajah atau leher, dapat berakibat fatal.
“Luka di leher, misalnya, bisa merusak pembuluh darah besar yang sangat berbahaya, bahkan berisiko menyebabkan kematian. Jika mengenai wajah, terutama bola mata, itu bisa berujung pada kebutaan,” jelasnya.
Benang layangan kawat yang kotor atau berkarat juga meningkatkan risiko infeksi, termasuk tetanus.
“Meski tetanus lebih sering disebabkan oleh benda logam berkarat, tali layangan kawat yang kotor atau terkontaminasi bakteri juga bisa menjadi sumber infeksi serius,” tambah Dr. Andini.
Untuk luka ringan, pembersihan dengan antiseptik bisa dilakukan sebagai langkah awal. Namun, untuk luka di area sensitif atau yang dalam, korban harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
“Jika lukanya dalam atau di area yang sensitif seperti leher atau wajah, jangan tunda. Segera ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut,” tegas Dr. Andini.
Permainan layangan memang menjadi bagian dari budaya dan hiburan masyarakat, tetapi penggunaannya dengan tali kawat harus segera dihentikan. Selain membahayakan pemain, tali kawat juga mengancam keselamatan masyarakat sekitar.
“Kesadaran akan bahaya tali kawat harus terus disosialisasikan. Ini penting untuk mencegah cedera serius di masa depan,” tutupnya.
Tradisi layangan bisa tetap menjadi hiburan yang menyenangkan asalkan dilakukan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. Mari bersama-sama menjaga keselamatan semua pihak dengan menghentikan penggunaan tali kawat pada permainan layangan.[SK]