Singkawang, Kalbar (Suara Nusantara) - Kementerian Kesehatan RI meminta kabupaten dan kota untuk memperpanjang waktu pelaksanaan PIN Polio tahap kedua hingga 23 Oktober 2024. Hal itu tertuang dalam surat Kemenkes RI melalui surat Nomor : IM.02.03/C.I/7264/2024.
“Dalam surat itu dijelaskan bagi wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota yang cakupan PIN Polio nya belum mencapai 95 persen diminta untuk memperpanjang pelaksanaan PIN Polio sampai 23 Oktober 2024, termasuk juga Kota Singkawang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan dan KB Singkawang, dr. Achmad Hardin, Rabu (2/10/2024).
Hardin menyampaikan persentase PIN Polio kota Singkawang putaran pertama sebesar 63,4 persen dan 45,4 persen di putaran kedua.
“Persentase anak yang mendapatkan imunisasi kemarin di PIN Polio di Kota Singkawang pada putaran pertama 63,4 persen dan di putaran kedua 45,4 persen,” katanya.
Oleh karena itulah, pihaknya diminta Kemenkes RI untuk bisa mencapai target cakupan 95 persen bersama 200 lebih Kabupaten/kota lainnya.
Selain berkoordinasi dengan stakeholder terkait guna mencapai target tersebut, Dinkes dan KB Singkawang juga dibantu tim dari WHO guna mengedukasi masyarakat pentingnya imunisasi Polio.
“Dan kita juga dibantu tim dari WHO yang jauh-jauh datang kesini karena mereka menilai hal ini adalah masalah serius yang harus segera di tangani,” lanjutnya.
Lewat saran dari tim WHO tersebut, Hardin beserta jajaran bergerak cepat memperkuat kader Posyandu melalui edukasi secara terpadu agar nantinya mereka mampu mengedukasi masyarakat/orang tua dari anak yang menjadi target imunisasi.
“Tim WHO menyarankan kami memperkuat kader Posyandu, mengedukasi mereka agar nanti mereka bisa menjelaskan pada orang tua anak tersebut pentingnya imunisasi ini, dan tentulah harapan kami mereka jadi sadar dan mau mengimunisasi anaknya,” ujarnya.
Sementara, Kepala Bidang P2P Dinkes dan KB Singkawang, Mursalin menyebut kurangnya kesadaran orang tua untuk mengimunisasi anaknya menjadi penyebab Singkawang belum mencapai target PIN Polio.
“Banyak diantara mereka yang beralasan anaknya sakit saat diimunisasi bahkan ada yang beralasan anaknya tidak bisa kena imunisasi. Tapi sebenarnya mereka memang belum memiliki keinginan kuat untuk mengimunisasi anaknya,” paparnya.
Mursalin mengimbau para orang tua yang memiliki anak usia 0-7 tahun untuk mengimunisasi anaknya.
Ia menjelaskan vaksin tersebut akan menumbuhkan kekebalan anak jika suatu saat terserang virus polio. Mengingat saat ini kasus polio sudah ada di Aceh, dan hampir seluruh Jawa dan Papua.
“Karena imunisasi ini akan menumbuhkan kekebalan pada anak kita jika suatu saat nanti ada masuk virus polio di Singkawang atau ada orang yang positif polio masuk kesini, dan Insya Allah anak-anak kita sudah terbentuk kekebalannya karena mendapatkan imunisasi polio yang sesuai standar,” ujarnya. [SK]