Ketapang, Kalbar (Suara Nusantara) - Sebanyak 14 atlet bola voli putra dari Kabupaten Ketapang berangkat ke Kota Singkawang untuk mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) Junior Bola Voli Indoor Kalbar 2024 pada Senin (21/10/2024) siang. Dengan semangat mempertahankan gelar juara bertahan, mereka terpaksa mengeluarkan biaya dari kantong pribadi, mengingat tidak ada dukungan finansial dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Ketapang hingga hari keberangkatan.
Perjalanan dimulai dari pusat kota menggunakan mobil pikep menuju pelabuhan Teluk Batang, di mana mereka kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kapal klotok menuju Kabupaten Kubu Raya, sebelum akhirnya tiba di Singkawang. Kejuaraan ini dijadwalkan berlangsung dari 23 hingga 27 Oktober 2024.
Kapten tim, Jagad, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Dispora yang tidak memberikan dukungan sama sekali. “Tahun ini sangat kacau dengan Dispora. Kami berangkat dengan dana pribadi tanpa bantuan. Ada yang sampai menggadai motor dan menjual HP demi memajukan voli Ketapang,” ujar Jagad.
Pelatih Dorong Semangat Atlet
Pelatih tim, Jefri Nenggolan, berusaha memberikan motivasi kepada para atlet untuk tetap semangat meski dalam keterbatasan. “Persiapan kita apa adanya, karena Dispora tidak ada bantuannya. Perjuangan atlet luar biasa, kami saling menutupi kekurangan,” katanya.
Kondisi ini memicu reaksi dari Ketua Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten Ketapang, Uti Royden Top. Ia menegaskan bahwa anggaran untuk cabang olahraga bola voli seharusnya sudah tersedia di Dispora, namun hingga kini dana tersebut belum dicairkan. “Hingga hari ini, Dispora tidak mau mencairkan dana hibah KONI. Padahal anggaran ini sudah ada,” tegasnya.
Dana Hibah yang Terhambat
Uti menjelaskan bahwa Dispora menahan dana tersebut karena KONI belum menyelesaikan laporan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) untuk pencairan dana hibah tahap pertama. “Padahal, sesuai Perbup, kami masih memiliki waktu sampai 31 Desember untuk melaporkan SPJ,” tambahnya.
Di tengah situasi ini, Otop, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa semula PBVSI sempat memutuskan untuk tidak memberangkatkan atlet ke Kejurda karena keterbatasan dana. Namun, berkat semangat para atlet, mereka akhirnya bersikeras untuk tetap bertanding meski dengan biaya pribadi. “Kami akan menginap di rumah warga di Singkawang,” ujarnya.
Tanggapan Dinas Pemuda dan Olahraga
Kepala Dispora Kabupaten Ketapang, Satuki Huddin, bersikukuh tidak akan mencairkan dana hibah KONI tahap kedua sebelum laporan SPJ tahap pertama lengkap. “Kita tidak mempersulit. Semakin cepat laporan selesai, semakin baik,” ujarnya. Satuki menegaskan bahwa total dana hibah KONI tahun ini mencapai Rp2,8 miliar, di mana 60 persen sudah dicairkan.
Ketua KONI Kabupaten Ketapang, Sarjan Zaini, menjelaskan bahwa beberapa cabang olahraga belum dapat melaporkan SPJ karena kegiatan belum dilaksanakan. “Kami akan menawarkan ke Dispora untuk membuat fakta integritas agar pencairan dana tahap kedua bisa dilanjutkan,” katanya.
Kesimpulan
Keberangkatan atlet voli putra Kabupaten Ketapang ke Kejurda dengan dana pribadi mencerminkan semangat dan dedikasi mereka dalam mengharumkan nama daerah meski dalam kondisi sulit. Situasi ini menjadi perhatian penting bagi pihak berwenang untuk segera menyelesaikan permasalahan anggaran, demi mendukung perkembangan olahraga di Kabupaten Ketapang ke depan. [SK]