Kayong Utara, Kalbar (Suara Nusantara) – Empat siswa SMP 01 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, diduga mengalami keracunan makanan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (25/9/2025). Peristiwa ini sempat membuat para guru dan orang tua panik.
Siswa SMP PGRI 01, simpang Hilir yang diduga keracunan MBG.SUARANUSANTARA/SK
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat dua siswa dalam kondisi lemah dan mendapat pertolongan dari guru di salah satu rumah warga. Sementara dua siswa lainnya langsung dilarikan ke Puskesmas Teluk Melano, Kecamatan Simpang Hilir, untuk mendapatkan perawatan medis.
Guru SMP PGRI 01 Simpang Hilir, Reza, mengatakan pihak sekolah belum bisa memastikan penyebab pasti kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa menu MBG yang dibagikan kepada siswa sudah terlebih dahulu dicicipi oleh para guru.
“Saye belum bise memastikan itu keracunan atau bukan, soalnya sebelum dibagikan ke siswa, saye sendiri sudah mencicipi makanannya,” kata Reza kepada awak media, Senin (29/9/2025).
Reza menyebut, berdasarkan informasi yang ia terima, dua siswa dirawat di puskesmas, sementara tiga hingga empat siswa lain mengalami gejala mual dan pusing yang ditangani di Puskesmas Pembantu (Pustu).
“Harapan saye, hidangan MBG itu sesuai prosedur, bahannya segar dan baik,” tambahnya.
Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Teluk Melano, Ansori, menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah dugaan keracunan berasal dari menu MBG. Menurutnya, beberapa siswa yang sakit memiliki riwayat penyakit maag kronis, sementara satu siswa diketahui sempat mengonsumsi mie pedas sebelum jatuh sakit.
“Informasi dari pihak sekolah dan keluarga, ada siswa yang punya riwayat maag kronis. Ada juga yang sebelum itu makan mie pedas, dan setelah itu mereka langsung muntah,” ungkap Ansori.
Ansori memastikan kondisi para siswa kini mulai membaik dan kemungkinan sudah bisa dipulangkan ke rumah masing-masing dalam waktu dekat.
“Alhamdulillah, sekarang kondisinya sudah mulai pulih dan mungkin hari ini bisa pulang,” ujarnya.
Untuk memastikan penyebab pasti, pihak SPPG telah mengambil sampel makanan MBG dan muntahan siswa untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
“Ini supaya jelas apakah benar dari makanan MBG atau bukan. Pihak keluarga juga mengakui bahwa salah satu siswa memang sering sakit-sakitan, jadi mereka tidak serta-merta menyalahkan program MBG,” jelas Ansori.
Ansori menegaskan bahwa menu MBG yang diberikan kepada siswa selalu melewati pemeriksaan ketat, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses distribusi. Bahkan sebelum dibagikan, makanan selalu dicicipi oleh guru dan petugas gizi.
“Guru-guru sudah mencicipi makanan itu terlebih dahulu, dan tidak ada perubahan warna, rasa, atau bau yang menunjukkan makanan basi,” terangnya.
Ia menambahkan, SPPG selalu memantau dapur penyedia makanan. Jika ditemukan bahan baku yang tidak sesuai standar, maka bahan tersebut akan langsung dikembalikan dan diganti.
Hingga saat ini, penyebab pasti kejadian tersebut masih menunggu hasil uji laboratorium. Pihak SPPG dan Puskesmas Teluk Melano akan terus memantau kondisi para siswa serta memastikan program MBG berjalan aman dan sesuai prosedur.
“Kami pastikan pengawasan akan terus dilakukan, mulai dari bahan baku hingga penyajian, agar kejadian seperti ini tidak terulang,” pungkas Ansori.[SK]