Satpol PP Pontianak Tangani Gelandangan di Bawah Jembatan Kapuas I

Sebarkan:

Kasat Pol PP Pontianak, Ahmad Sudiyantoro.SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak kembali menangani keberadaan gelandangan yang tinggal di bawah duplikasi Jembatan Kapuas I. Sebelumnya, mereka telah dibina sebulan yang lalu, namun kembali menetap di lokasi tersebut.

Mereka diduga berasal dari Malaysia setelah kehabisan kontrak kerja dan tidak memiliki biaya untuk kembali ke daerah asal mereka.

Sebanyak tujuh orang telah didata oleh Satpol PP Kota Pontianak, terdiri dari empat orang asal Kota Semarang, yaitu HK, FH, YY, dan JW, satu orang dari Banten bernama WW, sementara dua lainnya melarikan diri saat hendak diamankan.

Kasat Pol PP Pontianak, Ahmad Sudiyantoro, membenarkan keberadaan gelandangan di lokasi tersebut. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pembinaan sekitar satu bulan yang lalu dan meminta mereka untuk meninggalkan area tersebut secara baik-baik.

“Sebulan sebelumnya kami telah melakukan pembinaan terhadap mereka. Kami meminta mereka untuk pindah dengan baik-baik, tetapi mereka tetap kembali,” ujar Ahmad Sudiyantoro saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/3/2025).

Setelah upaya pembinaan tidak berhasil, pihak Satpol PP terpaksa membongkar gubuk yang mereka dirikan. Namun, beberapa minggu kemudian, para gelandangan kembali menetap di bawah jembatan.

“Saat kami datang lagi untuk memeriksa, ada sekitar tujuh orang di sana. Mereka hanya membawa kasur dan perlengkapan masak,” tambahnya.

Ketika ditanya oleh petugas, para gelandangan mengaku berasal dari Malaysia dan kembali ke Indonesia karena kehilangan pekerjaan.

“Mereka dari Malaysia, tidak ada pekerjaan di sana karena kontrak kerja mereka telah habis. Mereka tidak punya ponsel maupun tempat tinggal, sehingga sementara waktu tinggal di bawah jembatan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ahmad Sudiyantoro mengatakan bahwa pihaknya telah menawarkan mereka untuk tinggal di tempat penampungan sosial dan kemungkinan pemulangan ke daerah asal. Namun, saat eksekusi dilakukan pada Selasa malam, beberapa gelandangan menghindar dan menolak untuk dibawa.

“Tadi malam saat eksekusi, mereka menghindar, tidak mau. Mereka takut. Alasan mereka sudah mendapatkan kontrakan,” ujarnya.

Dari tujuh orang yang terdata, dua orang melarikan diri. Saat ini, lima orang masih tercatat sebagai gelandangan yang diamankan, salah satunya dalam kondisi sakit dan menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Ahmad Sudiyantoro mengimbau masyarakat agar segera melaporkan jika menemukan gelandangan atau anak terlantar agar dapat segera ditangani.

“Jika menemukan gelandangan atau anak terlantar, harap segera melapor ke kelurahan, camat, atau langsung ke Satpol PP atau Dinas Sosial setempat,” pungkasnya.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini