Tren Anak Jalanan Meningkat di Pontianak, Pj Wali Kota Dorong Sinergi untuk Penanganan

Sebarkan:

 

Pj Wali Kota Pontianak Edi Suryanto, didampingi Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak Trisnawati dan Kasatpol PP Kota Pontianak Ahmad Sudiantoro meninjau kondisi Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT) yang terletak di Jalan Ampera.SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Jumlah anak jalanan dan terlantar di Kota Pontianak mengalami peningkatan pada tahun 2024. Berdasarkan data Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pontianak, tercatat 37 anak jalanan dan terlantar dibina tahun ini, meningkat dari tahun 2023 yang berjumlah 29 anak. Lebih mengkhawatirkan, hasil skrining menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak tersebut terindikasi sebagai pengguna narkoba.

Situasi ini mendapat perhatian serius dari Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto. Ia menekankan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam menangani permasalahan sosial ini secara menyeluruh.

“Kita harus mencari penyebab utama yang menjadikan anak-anak ini terlantar dan melakukan intervensi agar masalah ini tidak semakin meluas,” ujar Edi Suryanto saat menjenguk anak-anak yang dibina di PLAT, Sabtu (1/2/2025).

Edi menyoroti bahwa kemiskinan, keluarga yang tidak harmonis (broken home), pergaulan yang salah, serta pengaruh lingkungan menjadi faktor utama yang menyebabkan anak-anak hidup di jalanan. Menurutnya, solusi yang diperlukan tidak hanya sebatas penambahan kapasitas ruangan atau anggaran di PLAT.

“Penambahan kapasitas gedung dan anggaran saja tidak akan menyelesaikan masalah. Kita perlu mencari akar permasalahan dan melakukan pencegahan,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, Edi mendorong adanya kerja sama erat antara pemerintah daerah dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Pontianak. Menurutnya, program pencegahan harus disinergikan dengan kebijakan di berbagai tingkatan pemerintahan guna menekan angka anak jalanan.

Ia juga menegaskan bahwa masalah ekonomi dan pendidikan keluarga menjadi faktor utama yang perlu mendapat perhatian serius. Banyak anak turun ke jalan akibat tekanan ekonomi, sehingga mereka rentan terhadap pengaruh negatif, termasuk penyalahgunaan narkoba.

Edi menekankan bahwa dunia usaha juga harus turut serta dalam mengatasi persoalan ini, baik melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) maupun pemberdayaan ekonomi bagi keluarga-keluarga yang rentan.

“Keberhasilan akan terlihat ketika jumlah anak terlantar berkurang, bukan hanya dari sisi penanganan oleh Dinas Sosial, tetapi juga dari penyelesaian masalah ekonomi, pendidikan, dan rumah tangga,” ungkapnya.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini