Pj Wali Kota Pontianak Dukung Pelatihan Keterampilan Kain Sampin untuk Pemberdayaan Masyarakat

Sebarkan:

 

Pj Wali Kota Pontianak Edi Suryanto meninjau pelatihan membuat kain sampin dan tanjak yang digelar PT Telkom di Kampung Tanjak Pontianak Utara, Rabu (12/2/2025).SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, menegaskan pentingnya pengembangan keterampilan masyarakat sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan kain sampin sebagai pelengkap pakaian adat Melayu.

Hal ini disampaikan Edi Suryanto dalam workshop keterampilan yang berlangsung di Jalan Selat Panjang Gang Amal, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Rabu (12/2/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan apresiasi kepada para penggiat budaya, salah satunya Suherman, yang dikenal sebagai pengrajin tanjak dan kain sampin.

Suherman, yang memperoleh keterampilannya secara otodidak melalui kanal YouTube, kini membagikan ilmunya kepada peserta pelatihan di workshop Kampung Tanjak miliknya. Kampung Tanjak yang berdiri sejak 2017 telah berkembang menjadi pusat pelatihan sekaligus usaha ekonomi kreatif yang menjual tanjak dan kelengkapan pakaian adat Melayu.

Melalui kerja sama dengan PT Telkom, Suherman kini mendapat dukungan dalam memberikan pelatihan kepada 10 peserta yang ingin mempelajari teknik pembuatan tanjak dan kain sampin. Ia membuka pintu bagi siapa saja yang ingin mendalami keterampilan ini, dengan harapan dapat memperkuat ekonomi masyarakat setempat.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan produk kreatif berbasis budaya lokal. Menurut Edi Suryanto, pelatihan keterampilan ini adalah investasi jangka panjang bagi masyarakat.

“Ini bukan hanya tentang memberikan ikan, tetapi memberikan kail agar mereka bisa mendapatkan ikan sendiri. Dengan keterampilan yang ditingkatkan, masyarakat dapat menghasilkan produk berkualitas yang layak jual dan berdampak pada peningkatan ekonomi,” ujarnya.

Edi juga menekankan pentingnya kreativitas dan kualitas dalam produksi kain sampin dan tanjak. Produk lokal yang memiliki nilai seni tinggi harus diperkenalkan ke pasar yang lebih luas. “Kualitas dan kreativitas dari Kampung Tanjak ini luar biasa. Kita harus memastikan bahwa produk ini dikenal tidak hanya di Pontianak, tetapi juga di luar daerah,” tambahnya.

Untuk memperluas pemasaran, Edi mengusulkan agar produk-produk ini dapat dipamerkan di lokasi strategis seperti bandara dan hotel, selain memanfaatkan platform digital. Ia juga menegaskan kesiapan Pemkot Pontianak dalam memfasilitasi ekspor produk lokal ke luar negeri.

“Kami siap membantu masyarakat dalam hal administrasi ekspor agar produk mereka bisa diterima di pasar internasional. Salah satu yang kami pertimbangkan adalah mengikuti pameran di negara tetangga seperti Malaysia,” ujarnya.

Suherman menuturkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar untuk meningkatkan keterampilan, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya Melayu. Sejak 2020, ia aktif mengadakan pelatihan agar warisan budaya ini tetap dikenal dan diapresiasi, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Salah satu peserta pelatihan, Abdul Rasif (57), mengungkapkan bahwa ia mengikuti program ini untuk memperdalam keterampilannya dalam menjahit pakaian adat Melayu. “Saya ingin bisa membuat sendiri kelengkapan pakaian adat Melayu, seperti kain sampin dan tanjak. Ini menjadi keterampilan baru yang sangat bermanfaat bagi saya,” tuturnya.

Sementara itu, Manager Shared Service and General Support Telkom Kalbar, Andri Dwi Astuti, menekankan pentingnya kesinambungan dalam pengembangan UMKM berbasis budaya lokal.

“Kami mengajak para pelaku UMKM untuk menambah nilai pada produk mereka. Harapannya, ketika orang datang ke Pontianak, mereka bisa membawa tanjak sebagai oleh-oleh khas, seperti halnya udeng di Bali atau blangkon di Yogyakarta,” pungkasnya.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini