Hal itu disampaikan Syukur Saleh, Kepala Bidang Komunikasi Publik Diskominfo Sintang pada kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik di Balairung Ambeg Paramarta Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalbar, Selasa (1/10/2024).
Syukur Saleh menyampaikan bahwa semua elemen masyarakat harus sepakat dan dengan penuh kesadaran bahwa informasi bohong atau hoaks adalah musuh bersama yang harus ditangkal sedini mungkin.
“Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo Gubernur Lemhannas RI periode 2016 hingga 2022 pernah menyatakan bahwa kebenaran bisa tumbang oleh kebohongan. Maka informasi bohong harus dicegah dan dilawan supaya kebenaran bisa menang,” ungkapnya.
Definisi berita hoaks adalah informasi bohong yang disengaja, berita yang menghasut, berita yang tidak akurat, berita ramalan/fiksi, dan berita yang menyudutkan. Dampak hoaks dalam pilkada adalah bisa menciptakan mispersepsi publik, di mana hoaks dapat menciptakan persepsi yang salah di kalangan pemilih.
Hoaks juga dapat memengaruhi pilihan pemilih sebab informasi palsu dapat memengaruhi keputusan pemilih yang dapat berdampak pada hasil pilkada. Hoaks juga dapat merusak reputasi calon kepala daerah.
Dia memaparkan ciri-ciri yang sering muncul pada berita bohong seperti judul yang provokatif, sumber data tidak ada, sumber informasi tidak jelas, dan cenderung sensasional.
“Ketika tahu ada ciri-ciri ini, maka alarm dalam diri kita langsung bereaksi dan langsung menghapus pesan tersebut, ” ujar Syukur Saleh.
Menurutnya ada 6 langkah cerdas lawan hoaks, yakni perhatikan judul informasi, pasang alarm dalam diri kita sendiri, lihat sumber berita, periksa foto dan video, waspada dengan bentuk forward messages, dan laporkan ke kementerian komunikasi dan informatika jika menemukan berita hoaks.
“Jika alarm setiap warga bisa dipasang dan berfungsi, maka cukup melaksanakan langkah pertama dan kedua, maka hoaks akan berhenti, ” tambah Syukur Saleh. [SK]