Pengrajin Tahu dan Tempe di Perbatasan Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

Sebarkan:

Pengrajin Tahu dan Tempe di Perbatasan
Perbatasan - Naiknya harga kedelai berimbas pada produksi tahu dan tempe diperbatasan. Para pengrajin Tahu dan Tempe di daerah Kecamatan Sekayam dan Entikong perbatasan Kabupaten Sanggau dengan Sarawak Malaysia, mengeluhkan kenaikan harga kedelai. 

“Sudah ada 4 kali kenaikan harga kedelai bahan baku pembuatan tahu dan tempe di daerah perbatasan, “kata Sudarmi Pengrajin Tahu di Kecamatan Sekayam, Senin (28/2/2022).

Disampaikanya, kenaikan harga kedelai mulai terjadi sejak pandemi Covid-19, khususnya untuk produk impor dan sampai sekarang tidak ada turun-turunnya. 

Sempat harga Rp. 9000 perkilogramnya pada awal tahun lalu, dan kembali naik menjadi Rp11.500 dan sampai sekarang jadi Rp13.000. 

Sementara ini, Sudarmi dengan sesama pengrajin tahun dan tempe terpaksa menaikan harga jual eceran tahu atau tempe. 

Joko, Pengrajin Tempe Rintau Kecamatan Sekayam juga mengakui ada kenaikan pada kacang kedelai khususnya impor. 

“Saat ini untuk kedelai kwalitas impor 1 kuwintal mencapai Rp1.450.000. Untuk kedelai standar sampai di pengrajin di perbatasan di jual seharga Rp650 ribu  dalam satuan 50 kilogramnya,” ungkap Joko.

 Kenaikan harga kedelai ini diakui joko sangat menyulitkan para pengrajin tempe, terlebih untuk pelaku ekonomi di wilayah Perbatasan ini. 

Joko maupun Sudarmi berharap pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga, guna menyelamatkan usaha masyarakat dari pengrajin tahu dan tempe. [SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini