Harga Beras di Pontianak Naik, Warga Mulai Bernafas Lega dengan Kembalinya Stok Beras Subsidi

Sebarkan:

Penjualan beras di salah satu toko di Pasar Flamboyan, Pontianak pada Selasa (15/07/2025).SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Kenaikan harga beras dalam beberapa bulan terakhir menjadi perhatian warga Pontianak. Lonjakan harga terutama terjadi pada jenis beras premium dan medium, dengan peningkatan sebesar Rp300 hingga Rp500 per kilogram.

Tomy, salah satu pemilik toko sembako di Pasar Flamboyan, mengungkapkan bahwa kenaikan tersebut mulai terasa sejak dua hingga tiga bulan yang lalu. Penyebab utamanya adalah kosongnya pasokan beras subsidi atau SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di pasaran.

“Kenaikan terjadi sekitar dua hingga tiga bulan yang lalu, karena SPHP kan sempat stop. Jadi harga beras premium dan medium naik, sekitar Rp300 sampai Rp500 per kilonya,” ujar Tomy saat ditemui pada Selasa (15/07/2025).

Kekosongan stok SPHP tersebut sempat membuat harga beras premium melonjak hingga Rp17.000 per kilogram, bahkan mencapai Rp18.000 untuk kualitas terbaik. Sementara itu, beras lokal atau beras kampung saat ini dijual dengan harga Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram.

Namun, ada angin segar bagi masyarakat. Tomy mengatakan bahwa sejak awal bulan ini, pasokan beras subsidi kembali tersedia, yang diharapkan bisa menstabilkan harga di pasaran.

“Bulan ini sudah tersedia SPHP, jadi menurut saya itu sudah tidak naik lagi, karena kan sudah ada beras subsidi juga,” jelasnya.

Menurut Tomy, ketersediaan SPHP membuat dampak kenaikan harga tidak terlalu terasa di masyarakat. Ia juga menambahkan bahwa saat ini distribusi beras mulai kembali normal seiring dengan panen raya yang baru berlangsung beberapa waktu lalu.

“Sekarang sudah keluar SPHP jadi aman lah untuk beras. Kalau beras medium saya tidak terlalu jual, lebih banyak premium dan kampung,” tambahnya.

Dengan kembali hadirnya beras subsidi di pasaran, warga Pontianak kini bisa sedikit bernapas lega meski harga beras masih terbilang tinggi. Pemerintah diharapkan terus menjaga kestabilan pasokan agar lonjakan harga tidak kembali terjadi.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini