![]() |
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan bersama Direktur Imunisasi Direktorat Jendral Penangulangan Penyakit Kemenkes RI, Prima Yosephine, didampingin jajaran Kepala Daerah di Kalbar.SUARANUSANTARA/SK |
Menurut Norsan, rendahnya cakupan imunisasi diakibatkan kurangnya edukasi kepada masyarakat serta maraknya hoaks yang menakut-nakuti orang tua dengan isu negatif tentang dampak imunisasi.
"Yang menjadi masalah sekarang ini adalah media yang sering mengisukan kalau imunisasi polio bisa membuat anak lumpuh dan sebagainya. Padahal, itu tidak benar. Justru imunisasi membuat anak-anak kita terlindungi dari penyakit seperti kelumpuhan, cacar, maupun campak," tegas Norsan saat menghadiri kegiatan Pencanangan Penguatan Program Imunisasi di Kubu Raya, Kamis (12/06/2025).
Norsan memaparkan, pada tahun 2023 cakupan imunisasi di Kalimantan Barat masih di angka 74,9 persen. Namun pada November 2024, angka tersebut turun drastis menjadi hanya 42,7 persen.
"Artinya dari 74 persen turun menjadi 42 persen. Penurunannya sangat jauh. Ini tentu memerlukan perhatian serius dari kita semua," ujarnya.
Gubernur pun mengapresiasi upaya penguatan program imunisasi di Kalimantan Barat dan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi meningkatkan cakupan imunisasi.
"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama meningkatkan imunisasi di Kalbar," pintanya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya imunisasi sebagai penopang program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI demi mewujudkan generasi emas 2045.
"Tidak ada artinya MBG yang digaungkan bapak presiden kalau anak-anaknya tidak sehat sejak bayi karena tidak diimunisasi," jelasnya.
Di akhir sambutannya, Norsan kembali berpesan kepada masyarakat, terutama para orang tua, agar tidak mudah terpengaruh hoaks terkait imunisasi.
"Jangan percaya hoaks yang menakut-nakuti soal imunisasi. Justru hoaks itulah yang bisa menjerumuskan kita," tutupnya.[SK]