Sanggau, Kalbar (Suara Nusantara) – Perjalanan menuju tanah suci seharusnya menjadi momen penuh haru dan harapan. Namun, bagi Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Sanggau, perjalanan mereka menuju Asrama Haji Pontianak pada Sabtu (24/5/2025) sempat diwarnai insiden yang menimbulkan kepanikan dan ketidaknyamanan.Pj Sekda Sanggau Aswin Khatib sempat mengecek pintu bus no 3 yang tidak bisa di tutup sebelum diberangkatkan.SUARANUSANTARA/SK
Salah satu bus pengangkut, yakni bus nomor dua, dilaporkan mengalami mogok sebanyak dua kali di perjalanan, sehingga membuat kedatangan para jamaah ke asrama haji menjadi terlambat. Selain itu, barang bawaan jamaah di bus nomor tiga juga sempat tercecer di jalan, menambah kekhawatiran di kalangan jamaah.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sanggau, Anuar Akhmad, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa jamaah dari bus nomor dua kemudian dipindahkan sebagian ke bus nomor satu dan tiga untuk melanjutkan perjalanan ke Pontianak.
“Tas jamaah yang terjatuh dari bus nomor tiga sudah ditemukan semua karena ada warga yang melihat dan melaporkan. Alhamdulillah, semua jamaah telah tiba dengan selamat di Asrama Haji Pontianak sekitar pukul 16.30 WIB,” jelas Anuar kepada Suara Kalbar.
Meski telah sampai dengan selamat, sejumlah jamaah menyayangkan kondisi armada yang digunakan. Salah seorang jamaah menuturkan bahwa sejak awal, bus nomor dua telah diarahkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) untuk mengganti ban depan yang gundul. Sementara itu, bus nomor tiga mengalami kendala pintu belakang yang tak bisa ditutup dan akhirnya hanya diikat menggunakan tali dari dalam.
“Kami sangat menyesalkan bus seperti ini masih digunakan untuk perjalanan penting dan jauh. Keselamatan kami dipertaruhkan,” ujar seorang JCH yang enggan disebut namanya.
Para jamaah berharap agar di masa mendatang, pemilihan armada untuk keberangkatan haji lebih selektif dan sesuai standar kelayakan, mengingat kondisi fisik jamaah yang sebagian besar lanjut usia dan membutuhkan kenyamanan serta keamanan selama perjalanan.
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi penyelenggara haji agar tidak hanya fokus pada aspek administratif dan seremonial, tetapi juga memperhatikan kualitas transportasi yang digunakan. Kelayakan bus harus menjadi prioritas utama, mengingat jarak tempuh yang jauh serta pentingnya menjaga kondisi fisik dan mental jamaah sebelum menunaikan ibadah haji.
“Kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang. Pemerintah harus memastikan seluruh aspek keberangkatan dipersiapkan dengan matang, termasuk pemilihan kendaraan yang layak dan memenuhi standar keselamatan,” tutup seorang jamaah lainnya.[SK]