BNPB Apresiasi Relawan Banjir di Kalbar, Gelontorkan Perahu Karet Bermesin

Sebarkan:

 

Relawan dan petugas saat melakukan evakuasi pada korban banjir.SUARANUSANTARA/SK
Pontianak, Kalbar (Suara Nusantara) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengapresiasi kinerja para relawan yang telah berjibaku mengevakuasi warga terdampak banjir di Kalimantan Barat. Sebagai bentuk dukungan, BNPB akan memberikan satu unit perahu karet bermesin untuk mempercepat proses penyelamatan di wilayah terdampak.

Relawan yang bertugas berasal dari gabungan berbagai organisasi pecinta alam, sosial, serta elemen masyarakat. Di Kabupaten Mempawah, misalnya, puluhan relawan telah menyebar ke berbagai titik bencana di bawah kendali posko setempat, dengan menggunakan sedikitnya 8 unit perahu karet dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI).

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh relawan yang telah bekerja keras membantu masyarakat terdampak banjir.

"Apresiasi yang tinggi untuk seluruh relawan. Saya melihat sendiri bagaimana mereka mengevakuasi warga dengan perahu karet yang didayung manual," ujar Suharyanto dalam kunjungannya ke Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Kamis (30/1/2025).

Menanggapi minimnya fasilitas yang digunakan relawan dalam proses evakuasi, Suharyanto meminta tim FAJI untuk berkoordinasi dengan Kolonel Agus Marsanto, Tim Ahli BNPB, guna mengupayakan tambahan bantuan dari pemerintah pusat.

"Silakan Ketua FAJI Kalbar berkoordinasi dengan Kolonel Agus. Jika memungkinkan, pemerintah pusat melalui BNPB akan menyalurkan bantuan peralatan evakuasi tambahan," imbuhnya.

Ketua Umum Pengprov FAJI Kalbar, Yan Andria, dalam dialog dengan BNPB menyampaikan bahwa sejak awal banjir, tim relawan telah bekerja secara mandiri dengan peralatan seadanya.

"Tim relawan sudah bekerja selama enam hari di lokasi banjir dengan keterbatasan peralatan," ujar Yan Andria, yang akrab disapa Yansu.

Tim relawan yang terdiri dari atlet arung jeram, mahasiswa pecinta alam, serta komunitas sosial ini selama ini mengandalkan perahu karet yang harus didayung secara manual. Keterbatasan ini membuat proses evakuasi hanya bisa dilakukan di area perkotaan, sementara wilayah pedalaman masih sulit dijangkau.

"Kami berharap ke depan dapat lebih berkontribusi dalam membantu pemerintah menangani bencana banjir, terutama jika ada dukungan fasilitas yang lebih memadai," harap Yansu.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini