BKSDA Kalbar Akan Putar Film Dokumenter “17 Surat Cinta” Sebagai Refleksi Tugas Mulia

Sebarkan:

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, RM Wiwied Widodo./Suara Kalbar

Pontianak, Kalbar
(Suara Nusantara) – Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, RM Wiwied Widodo, mengungkapkan rencananya untuk memutar film dokumenter “17 Surat Cinta” di lingkungan kerja BKSDA Kalbar. Pemutaran ini bertujuan sebagai bahan refleksi dan upaya meningkatkan kesadaran pegawai terhadap tugas mulia mereka dalam menjaga lingkungan.

“Ini satu refleksi yang luar biasa. Saya ingin memutarnya di lingkungan kerja kami, supaya teman-teman memahami, ‘Oh, seperti ini ya tugas kita, kita tidak boleh seperti ini,’” ujar Wiwied dalam wawancara eksklusif dengan Suara Kalbar, Rabu (4/12/2024) malam.

Tentang Film “17 Surat Cinta”

Film dokumenter karya sutradara Dandhy Laksono ini mengisahkan perjuangan masyarakat sipil di Suaka Margasatwa Rawa Singkil, Aceh, dalam menghentikan deforestasi ilegal. Dalam film tersebut, masyarakat mengirimkan 17 surat permohonan bantuan kepada BKSDA Aceh namun tidak mendapat tanggapan, mencerminkan pentingnya kepekaan pemerintah dalam merespons persoalan lingkungan.

Film ini sebelumnya diputar dalam acara nonton bareng (nobar) yang diselenggarakan oleh komunitas Keep Earth Borneo bersama Gemawan. Melihat dampak emosional yang ditimbulkan dari film tersebut, Wiwied merasa perlu menghadirkannya di lingkup kerja BKSDA Kalbar.

Menggugah Kesadaran dan Tanggung Jawab

Wiwied menekankan pentingnya menyadarkan pegawai BKSDA akan tugas mereka sebagai penjaga lingkungan.

“BKSDA itu sudah memiliki tugas mulia, seharusnya bisa menjalankannya dengan sungguh-sungguh. Kalau tidak, artinya kita mengabaikan tanggung jawab yang sangat besar. Saya berharap film ini bisa menggugah hati mereka,” tegas Wiwied.

Ia juga mengingatkan bahwa pekerjaan di instansi pemerintah, khususnya yang terkait pelestarian lingkungan, harus dilandasi integritas dan kesungguhan.

“Tugas mulia kok, kenapa nggak bisa lakukan? Apa sih susahnya? Yang perlu kita bangkitkan adalah jiwa mereka, soul-nya, agar benar-benar peduli pada lingkungan,” tambahnya.

Dukungan untuk Generasi Muda

Wiwied turut mengapresiasi semangat anak muda yang hadir dalam acara nobar di Rumah Gesit Gemawan, Pontianak. Ia berharap BKSDA dapat menjadi mitra yang mendukung gerakan lingkungan yang dipelopori oleh generasi muda.

“Kita harus mampu menunjukkan bahwa pemerintah juga peduli lingkungan. Jangan sampai ada lagi ‘surat cinta’ yang tidak ditanggapi,” tuturnya.

Komitmen untuk Perubahan Positif

Dengan pemutaran film ini, Wiwied berharap bisa membawa perubahan positif di internal BKSDA Kalbar, sekaligus mendorong kolaborasi yang lebih erat dengan masyarakat dan komunitas pecinta lingkungan.

“Ini bukan hanya soal pekerjaan, tapi soal bagaimana kita menjalankan tugas mulia yang dampaknya dirasakan oleh banyak orang. Film ini menjadi refleksi agar kita bisa bekerja lebih baik dan lebih peduli,” pungkasnya.

Pemutaran film “17 Surat Cinta” menjadi langkah simbolis sekaligus strategis BKSDA Kalbar untuk menguatkan komitmen mereka dalam menjaga lingkungan, menjawab tantangan, dan memastikan tidak ada lagi pengabaian terhadap tugas mulia ini.[SK]

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini